Namun di antara berbagai faktor yang ada tampaknya, pertambahan penduduk, ancaman bencana alam, inovasi teknologi dan meningkatnya kebutuhan energi merupakan faktor-faktor yang paling berpotensi mengakibatkan perubahan budaya. Perubahan mendasar yang menyebabkan suatu budaya harus menyesuaikan diri dapat disebabkan oleh pelbagai faktor, baik yang terdapat di dalam sistem budaya itu sendiri (teknologi, organisasi sosial, atau kepercayaan) maupun pada lingkungan di luarnya. Barulah, jika keseimbangan itu terganggu atau ada perubahan mendasar yang terjadi, yang dapat disebut sebagai peristiwa morfogenesis, sistem budaya itu harus menyesuaikan diri dengan melakukan perubahan agar dapat tetap bertahan hidup. Memang, pada saat itu ada perubahan-perubahan kecil atau morfostatis, tetapi tidak cukup berarti untuk dapat merubah seluruh sistem budaya yang ada. Keadaan ini dapat disebut ekuilibrium dinamis, yang terjadi ketika suatu budaya berada dalam keadaan mantap dan stabil. Ada saatnya kebudayaan itu mandeg atau dengan kata lain, keadaan seimbang. Dalam model pertama, dibayangkan kebudayaan itu tumbuh dan berkembang terus-menerus tanpa ada hentinya dan semakin lama semakin cepat. Sementara itu, model kedua memberikan gambaran kebudayaan berkembang secara bertahap. Proses pertumbuhan dan perkembangan suatu budaya dapat digambarkan dengan dua model, yaitu sebagai kurva mendatar yang semakin melengkung di ujungnya, atau sebagai jenjang tangga yang semakin menanjak.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
January 2023
Categories |